a.
Al-Wiratsiyyah
(Genetik)
Misalnya:
seseorang yang berasal dari daerah Sumatera Utara cenderung berbicara “keras”,
tetapi hal ini bukan melegitimasi seorang muslim untuk berbicara keras atau
kasar karena Islam dapat memperhalus dan memperbaikinya.
An-Nafsiyyah
(Psikologis)
c.
Faktor ini berasal dari
nilai-nilai yang ditanamkan oleh keluarga (misalnya ibu dan ayah) tempat
seseorang tumbuh dan berkembang sejak lahir. Semua anak dilahirkan dalam
keadaan fitrah, orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi
(Hadits). Seseorang yang lahir dalam keluarga yang orangtuanya bercerai akan
berbeda dengan keluarga yang orangtuanya lengkap.
c.
Syari’ah
Ijtima’iyyah (Sosial)
Faktor
lingkungan tempat seseorang mengaktualisasikan nilai-nilai yang ada pada
dirinya berpengaruh pula dalam pembentukan akhlak seseorang.
d.
Al-Qiyam
(Nilai Islami)
Nilai Islami
akan membentuk akhlak Islami.Akhlak Islami ialah seperangkat tindakan/gaya
hidup yang terpuji yang merupakan refleksi nilai-nilai Islam yang diyakini
dengan motivasi semata-mata mencari keridhaan Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar